Kadangkala kita dihantui keraguan, antara berdosa dan tidak melakukan sesuatu. Dalam keadaan tersebut, Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk meminta pendapat hati. Sebab, menurut Rasulullah, pasti ada perbezaan antara kebaikan dengan kebatilan. Bila itu suatu kebaikan, pasti hati dan jiwa kita akan tenang. Sedangkan perbuatan batil atau berdosa,tentunya jiwa kita akan terganggu dan ragu-ragu, walaupun kadangkala dikatakan betul oleh orang lain.
Demikian jawaban Rasulullah SAW ketika ditanyakan oleh Wabishah bin Ma´bad radhiallhu´anha tentang kebaikan. Jawaban tersebut menggambarkan peranan hati nurani terhadap kelakuan kita. Oleh karena perlu menjaga kesucian hati agar selalu tepat dan benar dalam memberi pertimbangan. Bagi yang berhati bersih, seperti seorang Muslim yang taat, ia akan selalu merasa tenteram dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Sebaliknya, ia merasa susah, malu, kalau hendak melakukan perbuatan-perbuatan buruk.
Melihat saja suatu perbuatan maksiat, hatinya akan memberontak untuk mencegah sesuai dengan kemampuannya, dengan tangan atau lisan atau dengan hati sesuai dengan sabda Nabi. Jauh sekali untuk ikut sama melakukannya. Orang seperti ini akan merasa tidak selesa sebelum ia melakukan suatu suruhan Allah, dan merasa suatu kelegaan ketika sudah menyempurnakannya. Hatinya sentiasa ingat dan bergantung kepada Allah SWT.
No comments:
Post a Comment