“Barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang, Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (Hadith Riwayat Muslim).
Tidak mudah merasakan bagaimana sesungguhnya hidup susah, kecuali oleh orang-orang yang sedang mengalami kesusahan hidup. Seperti halnya perasaan saudara-saudara kita yang sedang hidup di rumah-rumah setinggan atau kem-kem pelarian sementara yang kemudahannya serba kekurangan.
Dengan demikian, hanya orang orang tertentu yang mampu merasakan perasaan susahnya orang lain, terutama orang-orang yang tergolong sebagai kaya hati.Bahkan dalam suatu hadits, Rasulullah SAW mengatakan bahwa kekayaan yang sesungguhnya ialah kaya hati. Hal ini memang sangat kuat alasannya.
Orang yang kaya hati, meskipun tidak kaya harta, akan tetap berusaha untuk menunjukkan keperihatinannya terhadap orang lain. Sebaliknya, orang yang kaya harta, namun tidak kaya hati, tidak akan mudah perihatin terhadap nasib orang lain, terutama orang orang yang hidup dalam kesusahan.
Sebagaimana dikatakan dalam hadits di atas, orang yang kaya hati sehingga mahu membantu meringankan beban orang susah akan mendapatkan sekurang-kurang dua kemudahan.
Pertama, kemudahan hidup sewaktu di dunia. Ada saja pertolongan yang diperolehnya, meskipun bukan melalui orang yang pernah dibantunya. Allah mengirim bantuan melalui tangan hamba hambaNya yang lain.
Kedua, pahala yang akan membantunya sewaktu ditimbang amalnya di hari akhirat kelak.Oleh itu perbanyakkan berdoa kepada Allah supaya kita dimasukkan ke dalam golongan yang kaya hatinya. Jangan sampai kita menjadi orang yang mati sebelum dimatikan oleh Allah SWT iaitu orang yang mati hatinya.